Senin, 04 Januari 2016

Title : VIEW LIGHT "RIVAL"

Author : ElDise
Credit Poster : souldise
Cast : All members EXO
Genre : Friendship, romance, brothership
Rating : PG15
Leght : series

"Anyeong , " sapa Chanyeol saat ia melewati meja yang penuh sesak dengan segerombol yeoja di kafetaria Gedung SME.

Baekhyun yang ada di samping Chanyeol juga ikut-ikutan menyapa kegantengan.

"Anyeong!" balas seluruh yeoja yang ada di situ, kompak. Tak ketingalan senyuman ramah mereka juga merekah. Apalagi melihat namja yang ada di belakang Chanyeol dan Baekhyun. Siapa lagi kalau bukan member-member EXO yang lainya.

"Boleh kita bergabung?" Xiumin yang bersuara.
Chanyeol dan Baekhyun yang sudah melenggang pergi, dengan wajah menahan malu kembali lagi ke meja tadi.

"Tentu saja," jawab yang tertua dari seluruh yeoja di sana. Taeyoon.

Tanpa menunggu lama seluruh member sudah duduk rapi layaknya anak panti asuhan :v. Oke lupakan tiga kata terakhir itu. Kemudian member EXO sudah sibuk dengan menu pesanan mereka masing-masing.

"Bagaimana tadi latihan kalian?" suara Suho mengema. Membuat semua yang ada di situ menoleh ke arah leader EXO K tersebut.

"Sudah jauh lebih baik dibandingkan saat kami pertama kali latihan," jawab Hyerin lead dancer di grup tadi. Diikuti anggukan dari seluruh anggotanya.

"1,2,3,4,…10 eh kenapa kalian hanya bersepuluh? Kemana Hyohyeon?" hitung baekhyun, lengkap dengan wajah ingin tahu nya.

"Hyohyeon sedang menyelesaikan latihanya bacon!"
Jawab Amber, malas.

"Sendirian?" tanya baekhyun lagi.

"Berdua," lagi-lagi Amber yang menjawab.

"Dengan siapa? Kalau kau mau bilang Hyohyeon latihan dengan instruktur dance kita, maaf kebohongan mu sudah tercium,"

Amber mendengus kesal, 'bocah satu ini makin sok tahu dan kepedean' batinya. Sebenarnya ia malas meladeni baekhyun yang sok itu.

Tapi seringaianya buru-buru muncul tak kala ekor matanya menagkap siluet kedua temannya yang sedang ia ributkan dengan bacon.

"Kita lihat saja mr.sok tahu!"

"Ayo, siapa takut wekkk...."

"Anyeong." sapa dua orang yeoja yang masih mengenakan seragam trainee mereka.

Semuanya menoleh, begitujuga dengan Baekhyun yang masih asyik menggangu Amber.

Jederrrr....

Seketika Baekhyun melongo, seperti baru saja di sambar petir. Seseorang yang sekarang berdiri tepat di sebelah Hyohyeon, Baekhyun mengenalnya.

"Yak babo!" Teriak Baekhyun tiba-tiba.

Semuanya menoleh ke arah Baekhyun.

"Hei hyung kau ini kenapa?" tanya Sehun yang duduk di sebelahnya.

Baekhyun tak menggubris pertanyaan Sehun, yang ada Baekhyun malah menatap tajam yeoja di sebelah Hyohyeon.

Hyohyeon yang menyadari hal itu langsung saja berdecak kesal.

"Baekhyun! Apa yang kaulakukan huh. Jangan menatapnya seperti itu, kau membuatnya ketakutan saja!"

"Aish rewel." gerutu Baekhyun.

"Apa yang oppa lakukan di sini?" tanya yeoja tadi.

"Oppa?" heran semua yang ada di sana.

"Kau sudah lupa, aku member EXO. Dasar kadar kebodohan mu itu tidak berkurang sama sekali."

"Jangan ingatkan aku tentang itu byun. Aku memang bodoh. Memalukan,"

Ingatkan mereka berdua jika semuanya masih memperhatikannya.

Yeoja itu kemudian duduk tepat di sebelah Baekhyun.

Baekhyun mendesis, kemudian bersuara lagi, "Yak, jangan panggil aku seperti itu. Byun, apa tidak ada panggilan lainya yang lebih baik. Dasar!"

"Itu yang terbaik byun," spontan semua yang ada di situ tertawa.

Dua orang ini sudah seperti tom and jerry yang saling membenci. Berdebat dan terlarut dengan pembicaraan dua arah mereka, tanpa menyadari kalau semuanya masih memperhatikan mereka.

"Stoppp...." sela Chanyeol yang sudah tidak tahan dengan perdebatan tom and jerry itu.

Semua menoleh. "Waeyo?" tanya yeoja tadi polos.

"Siapa kau? Byun jelaskan tentang yeoja ini!"

Pletak. Suara pukulan yang mendarat tepat di kepala Chanyeol dari Kris.

"Sopanlah Chan," kata Kris.

"Ugh, oke oke hyung. Siapa namamu manis dan kenapa kau di sini?"

'Huek' Baekhyun berpura-pura muntah mendengar celotehan Chanyeol barusan. Manis dari mananya, batin Baekhyun.

Taeyoon berdiri. "Perkenalkan namanya Hena. Dia member kami yang baru!"
Semua member EXO hanya ber oh-ria. Sedetik kemudian Suho bersuara, "Bukankah kalian sudah trainee sejak satu bulan yang lalu. Kenapa Hena baru sekarang mengikuti training?"
"Dia member yang istimewa." ucap Hyohyeon.
"Maksudnya." tanya Kai kemudian.
"Dia member yang akan ku pastikan menendangmu dari posisi visual of the year" ancam Hyohyeon dengan menunjuk Kai dengan jari telunjuknya.

"Sepertinya ada yang menantang kita Hyung. Apa harus kita perlihatkan kemampuan dan power dari visual kita! Atau kita ambil saja visual mereka agar kita lebih kuat?" ucap Chanyeol.

"Apa katamu! Jangan berani-beraninya kau mencuri visual kami! Kita lihat saja siapa besok yang akan menang."

Rasanya ubun-ubun Taeyoon akan meledak.

TBC

Yap yap hari ini akhirnya bisa on lagi. ElDise bawa ff yang sumpah jelek absurd dan gak tau deh apa ini. Sumpah ini ff kebut semalam karena gk ada kerjaan. Mohon KriSar nya reader. Maaf mengecewakan untuk ff yang Sing For You bentar ya publishnya.

Ff EXO Sing For You Oneshoot


Title : Sing For You
Author : ElDise
Credit Poster : Rini Puspitasari
Cast : All members EXO - SeulRa(OC)
Genre : Friendship, sad, romance, brothership
Rating : PG15
Leght : Oneshoot

#Special Writer "EXO - Sing For You"

Fanfiction ini hanyalah sebuah cerita fiktif. Yang mana cerita ini hanya imajinasi author. Let's reading this fanficion! Wish the reader must attention it and enjoy with fanficion. Story Began!! HAPPY READING!!

                 ------ElDise Present------

'[Sehun]Cukup dengarkan sekali lalu tersenyum'

         Malam menjadi semakin dingin kala buliran salju turun dari singgasananya, kemudian melanyang dan ikut berhembus bersama angin yang mencari kehangatan.

Tak ada yang istimewa di musim dingin ini. Hanya saja, hanya saja..... Sehun merasa kesepian. Tanpa senyum seseorang, tanpa tawanya tanpa hangatnya dirinya dalam peluknya. Hampir setiap musim di tahun ini ia jalani hidup tanpa orang itu di sisinya. Dan di setiap musimnya ia selalu merasa seolah-olah orang itu masih ada di sana. Dalam relung hatinya.

Sungguh sebenarnya Sehun merindukanya. Perasaannya padanya juga masih sama seperti sedia kala. Tapi mengapa?

Flashback
"Ya, oppa! Apa yang kaulakukan?" kata Seul mengalihkan pandanganya ke arah Sehun karena terkejut dengan perlakuan Sehun yang tiba-tiba.

Sehun hanya tersenyum penuh kemenangan. Ia besorak kegirangan karena telah mencuri ciuman dari yeoja cingunya.

"Naega? Mworago?" tanyanya dengan wajah poker face andalanya.

"Aish jinjja." Seul mengerutu. Entah mengapa Sehun selalu berhasil membuatnya merah padam.

Merasa jengkel dengan Sehun, langsung saja Seul berdiri dari duduknya dan bersiap pergi meninggalkan Sehun di taman itu sendirian.

Tapi sedetik kemudian dia merasakan sebuah tangan kekar memeluknya. Dari belakang.

Oh god, ingatkan Seul bahwa pacarnya yang satu ini memang tak tahu malu. Ini tempat umum, dan tentusaja banyak yang memandang ke arah keduanya. Dan satu lagi fans Sehun yang sedaritadi menguntit terdengar memekik. Itulah yang membuat orang-orang disekitar mereka melihat ke arah mereka. Dan menemukan Sehun yang dengan santainya mengumbar kemesraanya.

Bodoh atau apalah kalian menyebutnya, itulah Sehun yang sebenarnya. Selalu saja seperti itu jika bersama Seul. Jahil, suka  tebarpesona, sok romantis. tapi Seul menyukai hal itu.

Setiap hari di sepanjang tahun selalu ia habiskan bersama dengan Sehun. Bersendagurau, pergi jalan-jalan, saling menemani, belajar, dan hal-hal lain yang sering mereka lakukan.

Namun rupanya hal ini hanya berlaku untuk saat itu. Waktu itu saat salju pertama di musim dingin datang, semuanya hancur.

"Kau mau kemana?" tanya Sehun saat melihat Seul sudah ada di depan pintu rumahnya pagi-pagi sekali.
"Aku akan pergi, terimakasih untuk segalanya!" katanya seraya membungkukkan badannya 90 derajat kearah Sehun.
Sehun hanya terdiam, tak menjawab ataupun menahannya. Satu-satunya hal yang Sehun lakukan hanya menggaguk dan menatap kepergian kekasihnya itu tanpa suara.

Flashback End

              ------ElDise Present------

Jika saja aku tau kau pergi tanpa pernah kembali ke sisiku, akan kah kau akan tetap pergi jika aku mengatakan 'jangan pergi! tetaplah di sini, bersamaku!'.
Jika hari yang kutunggu tlah datang apa hatimu akan tetap berlabuh di tempat yang sama, dengan dimana aku menunggu hadirnya hatimu kembali.

Sekarang aku tahu cara mu menangis, cara mu tersenyum. Semua itu sama  besarnya dengan seberapa besar dirimu  berarti bagiku. Ada kata-kata yang ingin ku katakan, tapi selalu aku melewatkan kesempatan itu. Bodoh kah diriku yang masih menunggumu dengan segenap hati dan jiwaku.

                 ------ElDise Present------

Hari ini, hari dimana sebuah jalan yang sudah di pilih akan mulai di tapaki. Dengan seberkas luka yang telah lama tersayat yang kan ia tinggalkan.

Disinilah dia. Suho seorang pemimpin bagi kawannya yang lain. Setelah berbulan-bulan dirinya berpikir dan bertahan, disini tempat yang sama. Tempat yang sama dimana pemimpin yang lain meninggalkan dirinya dan team.

WINTER

Sekarang badai salju sedang melanda kawasan Seoul. Semua orang memilih berada di dalam rumah. Saat cuaca dingin seperti ini mana ada orang yang akan merelakan kesehatanya demi apapun. Tapi nampaknya tidak untuk seseorang yang terlihat berjalan dengan menyeret koper super besarnya di salah satu pedestrian dekat dengan kawasan Gangnam. Orang itu terlihat tergesa-gesa. Beberapa meter di belakangnya juga terlihat orang dengan tinggi tak wajar sedang berlari menghampiri orang tadi.

Tak ada jaket tebal atau pakaian musim dingin yang ia kenakan, hanya kemeja hitam super tipis yang kini sudah tidak bisa lagi melindungi dirinya dari sengatan hawa dingin.

"Hyung! Suho hyung!" pangilnya pada orang tadi.
Tak ada jawaban. Hanya langkah kaki yang kian lama kian cepat dari Suho. Chanyeol, namja super tinggi tadi memberanikan diri untuk menahan lengan Suho.

Tangkisan dan sura bedebam dari koper yang tiba-tiba Suho lepaskan yang menjadi sinyal bahwa dirinya tidak ingin di ganggu.

Chanyeol menatap Suho denga tatapan sendunya. Tanpa aba-aba Chanyeol kembali menarik lengan Suho. Membuat hyungnya yang satu itu mau tak mau memutar badanya menghadap Chanyeol.

"Wae? Apa mau mu?" tanya Suho ketus. Nada bicaranya terdengar jengah.

"Pulanglah hyung! Jangan seperti ini." pinta Chanyeol.

"Lalu jika aku pulang apa semuanya akan sama? Tidak Chan, tak akan sama lagi! Sekarang aku sudah memjlih jalan ku sendiri. Jalanku bukan lagi bersama kalian."

Suho berbalik, tapi tanpa aba-aba Chanyeol kembali menarik lengan Suho dan menyebabkan Suho terpelanting jatuh. Entah apa yang merasuki Chanyeol sehinggga ia juga melayangkan pukulan tepat di wajah mulus Suho.

Bug

"Kurang ajar kau!" teriak Suho keras.
Suho yang tak terima membalas dengan pukulan dua kali lebih keras dan bertubi-tubi. Perkelahian pun tak terelakkan.

'hah hah hah' nafas keduanya tersengal-sengal. Wajah mereka lebam si sana sini badan keduanya mengigil menahan dingin.

"Jangan mengganguku dan ingat jangan mengikutiku!" perintah Suho.

Dihadapannya Chanyeol melongo, matanya yang tadi sembab menjadi lebih parah saat ia kembali meneteskan air matanya.

"Hyung," ucapnya lirih.
"....."

"Apa tidak bisa? Sekali saja, kau korbankan keegoisanmu. Sekali hyung, sekali? Apa harus selalu dirimu yang mendapatkan semuanya? Tidak hyung. Ingat Kris hyung pergi bukan karena ia merasa tidak mendapatkan semua yang ia inginkan. Ia pergi karena merasa kalau dirinya sudah tak kuat dengan keegoisanmu hyung! Jadi jika kau pergi bukanya masalah ini terselesaikan tapi tambah rumit.Argh...." teriaknya di akhir kalimatnya.

Suho terdiam pikiranya menerawang pada hari dimana Kris masih ada bersama mereka. Mengingat setiap apa yang ia lakukan, memang Kris selalu mengalah terhadap apapun. Apa itu artinya dia pergi karena keegoisan nya.

[Suho] Hari ini aku akan mengumpulkan keberanian dan memberitahukanmu, tapi
Cukup dengarkan sembarang, aku akan bernyanyi untuk mu.

' Kris maafkan diriku yang terlampau egois.'

              ------ElDise Present------

'Tawa itu tawa di mana kita masih bersama. Berlalu tahun bukan hanya hari. Diriku dan kita semua sudah selayaknya keluarga.'

Senja itu tepatnya di sebuah jalan di kawasan Kota Seoul. Sebuah mobil terlihat berkendara di jalanan yang sepi. Sejauh mata memandang hanya terlihat tumpukan salju yang menjulang di sepanjang jalan. Angin yang bertiup cukup kencang membuat suasana menjadi semakin sepi. Mobil tadi adalah satu-satunya kendaraan yang berani melintas di saat cuaca sedang seperti ini.

Brumm…brumm…brumm…

Suara deru gas mobil yang satu ini membuat sang pengendara terganggu. Merasa jengkel, pengendara tadi keluar dari mobilnya. Tampaklah perawakanya yang tidak begitu tinggi lengkap dengan semua atribut musim dingginnya. Kaki pendeknya terulur untuk menghempaskan sebuah tendangan di bagian bemper mobil yang di kendarai.

Bukanya ampuh mengusir suara deru mobil yang sangat menggangu, yang terjadi malah suara deru mobil semakin melambat kemudian hilang dari pendengaran namja tadi.

"Aish jinjja!" teriaknya kesal.

Ia kembali bejalan menuju mobilnya. Mengambil sebuah tas lalu dengan keras membanting pintu mobil yang sekarang mogok di saat cuaca seperti ini. Kakinya mengarahkan tubuhnya untuk berjalan ke suatu tempat. Tempat yang belum lama ini ia kunjungi.

DO namja ini sudah sampai di tempat tujuanya. Dengan mantel yang penuh dengan salju. Tubuhnya juga menggigil kedinginan. Di hadapanya terlihat sebuah bangunan tua dengan tembok yang menjulang. Pintunya yang terbuat dari besi itu terlihat sudah usang. Ada banyak lubang di sana sini. Handle pintunya pun sudah hampir patah.

Dengan hati-hati DO membukanya. Hanya sedikit setidaknya cukup untuk tubuhnya yang pas-pasan lewat.

Kosong. Itu yang pertama kali menyapa indra penglihatannya. Langsung saja ia menghempaskan tubuhnya di salah satu sudut ruangan itu.

Tes

Setetes air mata lolos dari kelopak mata DO. Hatinya sesak, secuil kenanagan yang lama ia simpan kini kebali berputar di memorinya.

Saat itu, saat hujan deras tengah menguyur kawasan ini. Kawasan yang sama dengan keberadaan DO sekarang. Suara gaduh terdengar lebih nyaring, mengalahkan suara gemercik hujan diluar sana.

"Yak, mwo? Mworago?" ucap Baekhyun kesal.

"Pabo! Apa otak mu sependek itu?" marah Xiumin. Ia terlihat sangat kesal dengan teman-temanya itu. Menurutnya mereka terlampau egois, terlalu memikirkan dirinya sendiri.

Bayangkan saja ini sudah lebih dari 6 jam latihan. Tapi tidak ada satu pun kemajuannya. Membentuk formasi saja lamanya minta ampun. Karena apa? Lama karena semua member tidak mau mengalah. Semua ingin menjadi kaptennya, di predikati pencetak skor, menjadi paling populer. Uh, team macam apa ini.

Belum lagi Baekhyun dan Lay yang terus-terusan berdebat. Hal ini lah, hal itu lah.

Semua yang mereka lakukan bukanya mempercepat latihan tapi malah menghambatnya.

"Hyung otaku masih panjang. Jadi aku tidak bodoh."rengek Lay.

Baekhyun menepuk pundak Lay, "Otak mu itu memang pendek Lay, jadi terima saja kenyataanya"

"Sial, kurang ajar sekali kau ini Byun. Cari mati?"

Bug.

Langsung saja Baekhyun melayangkan pukulan di pelipis Lay. Tepat sebelum Lay yang menghajarnya lebih dulu.

"Hei, berhenti! Aish kalian ini…." marah DO yang melihat aksi saling pukul dua orang ini.

Merasa semakin jengkel, bukanya ikut melerai keduanya Xiumin malah melayangkan tendangan keras yang mengenai betis Baekhyun.

Yang satu ini malah lebih menjengkelkan. Chen yang sedari tari diam melihat pertengkaran teman-temannya sekarang ikut membela Lay dengan menendang bokong Xiumin.Makin lama berkelahian mereka makin menjadi.

Yang terjadi beberapa menit kemudian malah membuat DO melongo. Semua teman-temanya berhenti dari aksi saling pukul. Setelah itu pergi dari tempat itu. Ingat mereka pergi sendiri-sendiri. Poor.

DO tersenyum miris mengingat kejadian itu. Rasanya kekanak-kanakan sekali. Masalah kecil, tak mau mengalah, berdebat, tidak terima, saling pukul. Aneh memang tapi ini kenyataanya.

Ada bola basket yang tiba-tiba menggelinding ke arahnya. Dengan cekatan DO menghentikanya dengan kakinya. Setelah itu matanya menatap lurus kedepan. Dimama di depanya dengan tiba-tiba sudah ada dua orang yang ia kenali sebagai sahabatnya. Luhan dan Tao.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Tao penasaran.

"Hanya melihat-lihat. Kalian?"

"Kami ingin latihan. Sudah lama tidak melakukan ini. Mau bergabung" tawar luhan lengkap dengan senyuman andalanya.

"Tentu saja."

Mungkin melupakan mereka sejenak tidak apa-apa. Pikir DO.

              ------ElDise Present------

Ini sudah musim semi yang ke tujuh tanpa hadirnya Seul di hidup seorang Oh Sehun. Apabila kita melihat kebelakang, dimana tujuh tahun penantian Sehun. Ia hidup tanpa keceriaanya.

Tujuh tahun, bukanlah waktu yang sebentar bagi siapapun. Ini waktu yang cukup untuk melupakan kenangan dengan yeoja itu. Tapi Sehun, tidak melakukanya. Alasanya tentu saja ia masih mencintainya.

Jam besar di ujung jalan sudah menunjukkan pukul 06.00. Ini waktu untuk sebagian orang melepas kepenatanya setelah bekerja. Semua orang terlihat keluar dari kantornya dan berjalan melewati pedestrian di sepanjang kawasan Incheon.

Diantara padatnya orang-orang yang berlalu lalang, ada satu orang dengan pakaiannya yang mencolok terlihat sedang di sibukkan dengan barang bawaanya yang terlampau banyak.

"Perlu bantuan?" tawar Sehun ketika melihat orang tadi.

Yang di tanya mendongkrakan kepalanya. Matanya menatap sehun lekat, 'sepertinya aku mengenalnya' batin yeoja itu. Sepersekian detik kemudian bola matanya membulat. Buru-buru ia menyeret barang bawaanya pergi menjauh dari Sehun.

Antara terkejut karena melihat wajah yeoja tadi dan sedih karena tawaranya di abaikan, Sehun meatap tanganya yang tadi terulur dan tempat di mana yeoja tadi menghilang di antara kerumunan pejalan kaki.

'Ternyata seperti ini akhirnya!' batin Sehun.

Nafasnya tercekat dan ada rasa sakit yang merangsek masuk ke hatinya. Setelah bertahun-tahun penantianya, saat di mana dia kembali ke tempat ini. Orang itu, orang yang selama ini ia nantikan kedatanganya kembali. Pergi begitusaja dari hadapanya. Apa rasa cintanya sudah hilang? Ingin sekali rasanya Sehun berlari mencari pujaannya, tapi apa daya.

Di tempat lain, Seul berhasil meloloskan diri dari Sehun. Sekarang ia ada di depan sebuah Coffee Shop. Tanganya merogoh salah satu saku pakaiannya, mencari ponsel miliknya. Dapat. Buru-buru ia mencari sebuah kontak lalu di tekanya ikon call. Nada sambung terdengar di ujung telepon. Beberapa detik kemudian teleponya di angkat.

"Oppa……………"

Seul menutup sambungan teleponya. Rasanya lega, ia akan secepatnya pergi dari kawasan ini. Kawasan di mana ada Sehun yang kemungkinan besar masih berkeliaran.

Sebuah mobil berhenti tepat di depan Seul berada. Lalu keluarlah seorang namja dari mobil tersebut.

"Cagiya" pekiknya.

Seul tersenyum lau menghambur ke pelukan namja tadi. "Kenapa oppa lama sekali." katanya sambil memukul pelan dada bidang namja tadi.

"Maaf ne, jalannya macet jadi oppa lama sampai ke sini."

"Ne, nan gwencana. Palli kita pulang ke apartemen saja Kai~a" katanya sambil mengerucutkan bibirnya.

Kai nama namja yang sekarang sedang bersama Seul. Tujuh tahun mereka bersama. Dirinya tentu saja tahu watak yeoja cingunya itu. Apalagi di saat Seul marah, pasti seperti ini memanggil namanya tanpa embel-embel oppa.

Cup.

Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir Seul. Lantas keduanya sama-sama tersenyum bahagia.

Di seberang jalan Sehun. Yang memutuskan untuk mencari orang yang hingga saat ini masih sangat ia cintai. Mata elangnya yang tadinya berbinar karena menemukan apa yang ia cari dan ia kejar, kembali meredup melihat pemandangan di depan matanya. Bahkan tanpa ia sadari air matanya menetes. Semakin lama semakin deras menganak sungai. Hatinya sakit, luka yang bertahun tahun ada luka kembali tergores meninggalkan bekas yang lebih mendalam.

'Jadi ini alasanmu mengiggalkanku'-Sehun

FIN

----------WINTER SPECIAL EDITION----------

Yap yap.... ElDise balik lagi bawain ff Sing For You yang sebenarnya oneshoot dan mau gue publish pas awal desember tahun lalu.:v Gue mau minta maaf sama reader gue (#gak punya readers) pas gue publish, ff ini cuma separuh aja. (Soalnya belum selesai #plak) dan sekarang gue bawa versi full oneshootnya.